Ka'bah, bangunan suci di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, telah menjadi simbol persatuan dan keteguhan iman bagi umat Muslim selama berabad-abad. Bangunan ini telah mengalami banyak perubahan sejak dibangun oleh Nabi Ibrahim AS, dan setiap renovasi telah meninggalkan jejak sejarah yang unik. Dalam artikel ini, kita akan menggali sejarah Ka'bah sebelum direnovasi dan melihat bagaimana perubahan-perubahan tersebut telah membentuk bangunan suci yang kita kenal sekarang.
Pembangunan Awal Ka'bah
Pembangunan Ka'bah dimulai oleh Nabi Ibrahim AS, yang dipercaya Allah untuk membangun rumah suci ini. Menurut QS Al-Baqarah, Nabi Ibrahim meninggikan bangunan Ka'bah hingga 7 hasta, dengan panjang 30 hasta, dan lebar 22 hasta. Bangunan ini belum dilengkapi dengan atap, tetapi telah menjadi pusat spiritual bagi umat Muslim sejak awal.
Banjir Bandang dan Renovasi Pertama
Beberapa tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Nabi, banjir bandang menerjang Mekkah dan menyebabkan sebagian dinding Ka'bah roboh. Kaum Quraisy kemudian membangun kembali Ka'bah yang rusak tersebut. Nabi Muhammad sendiri turut serta dalam pembangunan Ka'bah, mengangkut batu di atas pundaknya dengan beralaskan selembar kain. Beliau bahkan tersungkur ketika membawa batu-batu tersebut. Pada pembangunan kedua ini, Ka'bah ditinggikan hingga 18 hasta, tetapi panjangnya dikurangi menjadi sekitar 6,5 hasta. Ka'bah dibiarkan dalam area Hijir Ismail, dan Nabi Muhammad menengahi perselisihan suku-suku terkait peletakan Hajar Aswad.
Renovasi oleh Abdullah bin Zubair
Pada masa Khalifah Yazid bin Muawiyah, dinding Ka'bah roboh dan terbakar usai pasukan Yazid menyerang Abdullah bin Zubair. Abdullah bin Zubair meratakan Ka'bah usai menerima masukan yang lain dan membangunnya kembali mengikuti hadis nabi. Beliau menambah tinggi Ka'bah 10 hasta dan membuat dua pintu, masuk dan keluar. Setelah Abdullah bin Zubair wafat, Malik bin Anwar memerintahkan pembangunan Ka'bah seperti sebelumnya. Tingginya disamakan dengan bangunan yang dibuat Abdullah bin Zubair, dan panjangnya meliputi Hijir Ismail. Pintu Ka'bah ditutup untuk memulihkan keaslian bangunan.
Faktor Penutupan Ka'bah
Selain renovasi, Ka'bah juga pernah ditutup sebanyak 5 kali. Penutupan pertama terjadi pada serangan Abrahah dan pasukannya pada tahun 570 M. Penutupan lainnya terjadi pada perampokan dan pembantaian jemaah haji oleh kelompok Qaramithah pada tahun 886 M, wabah kolera dan meningitis pada tahun 1837-1892 M, penyerbuan Juhayman al-Otaybi pada tahun 1979, dan akhirnya pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2022.
Kesimpulan
Ka'bah telah mengalami banyak perubahan sejak dibangun oleh Nabi Ibrahim AS. Setiap renovasi telah meninggalkan jejak sejarah yang unik dan membentuk bangunan suci yang kita kenal sekarang. Dari banjir bandang yang merobohkan dinding Ka'bah hingga renovasi yang dilakukan oleh Abdullah bin Zubair, setiap perubahan telah menjadi bagian penting dalam sejarah Ka'bah. Bangunan suci ini tidak hanya sebagai kiblat bagi umat Muslim, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan keteguhan iman yang terus berdiri megah di tengah-tengah sejarah.
Dengan demikian, kita dapat memahami betapa pentingnya sejarah Ka'bah dalam membentuk identitas umat Muslim. Setiap renovasi dan penutupan telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan, dan kita dapat belajar dari perubahan-perubahan tersebut untuk memahami lebih dalam tentang keagungan dan keindahan Ka'bah.
www.hamdalahkubahkreasindo.com